Sabtu, 12 September 2009

galaksi

Para astronom telah mendeteksi terjadinya supernova di Galaksi Bima Sakti yang terjadi 140 tahun lalu. Ledakan bintang yang terjadi di dekat pusat Galaksi Bima Sakti itu mungkin peristiwa supernova paling muda sepanjang catatan sejarah.
Peristiwa tersebut didaftarkan dengan nama G1.9+0.3. Lokasi kejadian berada pada rasi bintang Sagitarius yang berjarak 26.000 tahun cahaya dari Bumi.

Terjadinya supernova tersebut sekitar dua abad lebih muda daripada Cassiopeia A, supernova termuda sebelumnya di Galaksi Bima Sakti yang terjadi tahun 1680. Tim astronom yang dipimpin Stephen Reynolds dari Nortyh Carolina State University tidak merekamnya langsung dengan teleskop namun melacaknya dari jejak partikel-partikel yang dipancarkan ke sekitarnya.

Partikel yang disebut SNRs (supernova remnants) ini tak terdeteksi teleskop optik namun jelas terlihat menggunakan teleskop radio atau sinar-X. Identitas supernova dianalisis dari citra rekaman teleskop di observatorium sinar-X Chandra dan teleskop radio VLA (very large array) di National Radio Astronomy Observatory.

“Beruntung sekali, pergerakan gas akibat ledakan ini masih jelas terlihat dalam gelombang radio dan sinar-X meski sudah ribuan tahun,” ujar Reynolds yang melaporkan penelitian tersebut dalam the Astrophysical Journal edisi 10 januari 2008. Pacaran cahaya akibat ledakan tersebut diperkirakan dapat dilihat antara tahun 1870-1900 dan mungkin telah menghasilkan bintang baru.

Supernova selama ini memang diyakini memegang peran penting dalam siklus hidup matinya galaksi. Ledakan tersebut terjadi saat sebuah bintang mendekati ajalnya karena kehabisan seluruh bahan bakarnya. Hal tersebut menyebabkan dindingnya runtuh ke dalam intinya dan memicu reaksi ledakan yang memancarkan semua materinya dan cahaya menyilaukan.

Pancaran partikel ikut memicu pembentukan bintang baru। Di lain pihak, seiring dengan bergeraknya partikel-partikel yang dipancarkan, pusat ledakan dapat membentuk bintang neutron atau sebuah lubang hitam. Supernova tergolong jarang karena saat ini diperkirakan terjadi tiga supernova di Galaksi Bima Sakti dalam seabad. ( wah/sof )








Ruang Angkasa lagi nh…

Dari sebuah artikel saya membaca bahwa Galaksi Bimasakti terancam ditabrak awan raksasa…

Apa???!!

Duh, kalo sampe bener2 terjadi, apa yg akan terjadi dengan bumi ini ya?? Ni kutipan artikel’y…

Gumpalan awan raksasa yang mengandung gas hidrogen dalam volume sangat besar tengah melesat mendekati piringan Galaksi Bima Sakti, tempat tata surya kita berada. Tabrakan dahsyat yang diperkirakan terjadi antara 20-40 juta tahun lagi akan menghasilkan kembang api spektakuler di langit. Objek tersebut diberi nama Awan Smith, diambil dari nama Gail Smith, seorang astronom AS। (Kompas।com)




Bima Sakti Ternyata Berputar Lebih Cepat

Bima Sakti (Milky Way), galaksi tempat beradanya Bumi, ternyata berputar jauh lebih cepat dan memiliki massa 50 persen lebih besar ketimbang perkiraan sebelumnya.
Sebagai akibatnya, kemungkinan Bima Sakti bertabrakan dengan galaksi lain semakin besar, demikian menurut sebuah laporan yang disiarkan Senin.
Sebuah tim astronom internasional, dengan bantuan 10 teleskop yang tersebar di antara Hawaii, Karibia dan AS timurlaut, memastikan bahwa Bima Sakti berputar pada kecepatan 161.000 kilometer per jam lebih cepat daripada yang dibayangkan sebelumnya.
Naiknya kecepatan meningkatkan massa Bima Sakti dengan 50 persen, kata Mark Reid, dari Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian, dalam riset yang disampaikan pada pertemuan Masyarakat Astronomi Amerika pada pekan ini di Long Beach, California.
“Kita tak akan lagi berpikir bahwa Bima Sakti adalah adik Galaksi Andromeda,” kata Reid dalam sebuah pernyataannya, seperti dikutip AFP.
Namun demikian, massa yang lebih besar itu juga berarti bahwa Bima Sakti memiliki tarikan gravitasi yang lebih besar, sehingga meningkatkan kemungkinan bertabrakan dengan Galaksi Andromeda atau galaksi-galaksi yang lebih kecil di dekatnya, katanya.
Pengukuran baru
Sistem tata surya tempat Bumi menjadi salah satu anggota keluarganya jaraknya sekitar 28.000 tahun cahaya dari pusat Bima Sakti.
Pada kejauhan ini, pengukuran baru memperlihatkan bahwa galaksi itu berputar dengan kecepatan 965.000 kilometer per jam, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya 804,672 kilometer per jam, ujar para astronom.
Pangamatan baru dari jaringan teleskop radio itu “menghasilkan pengukuran langsung yang lebih akurat mengenai jarak dan gerakan mereka,” kata Karl Menten dari Institut Astronomi Radio Max Planck di Jerman, anggota tim tersebut.
“Pengukuran ini menggunakan metode triangulasi surveyor tradisional dan tidak tergantung apa asumsi apapun yang didasarkan pada hal lain, seperti kecemerlangan,” ujar Menten.
Pengukuran langsung ini “merevisi pemahaman kita atas struktur dan gerakan Galaksi kita,” kata Menten.
Sulit untuk memastikan struktur Bima Sakti karena Bumi berada di dalamnya. “Untuk galaksi lainnya, kita dapat dengan mudah melihat mereka dan melihat strukturnya, namun kita tak bisa melakukan hal ini untuk mendapatkan citra secara keseluruhan Bima Sakti, kata Menten.
“Kita harus menarik kesimpulan strukturnya dengan mengukur dan memetakan,” imbuh Menten.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan aneh2 ya..........